My Blog List

Saturday, 28 September 2013

Media Dan Alat Peraga Dalam Matematika


MAKALAH
Media dan alat peraga dalam matematika
DISUSUN :
O
L
E
H
KELOMPOK VII :

DWI RAMADHANI
ELFI LAILAN SYAMITA LUBIS
ELVIRA SARI HARAHAP
PINTA RIZKI HARAHAP

JUR/ SEM: PGMI-1 / 5
Logo IAIN bagus.jpg
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
Media Dan Alat Peraga Dalam Matematika
A.   Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Methesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak dapat ditarik berdasarkan pengalaman keindraan tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).
B.   Pengertian Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar merupakan suatu prilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya apabila tidak belajar responnya menjadi  menurun sedangkan menurut Gagne, belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru (Dimyati- 2002-10) sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, belajar diartikan berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian (Purwadaminta:109).
Belajar juga dapat dikatakan sebagai segala usaha yang diberikan oleh guru agar dapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika.
1.      Hasil Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi” dan Belajar Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Debdikbud, 1995: 787) sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Debdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.


            Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
2.      Teknik
Dalam Bahasa Indonesia, Teknik dapat diartikan cara (Kepandaian) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian sedangkan teknik yang dimaksud adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkannya.
C.   Pengertian Media
Kata Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara Harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Gagne menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Brown menyatakan bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar.
Media dapat dikelompokkan menjadi 5 yaitu :
·         Media Visual yaitu media yang hanya dilihat seperti Foto, Gambar dan Grafik.
·         Media Audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti Radio.
·         Media Audio Visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar seperti Film Bersuara dan Televisi.
·         Multimedia yaitu media yang dapat menyajikan unsure media secara lengkap seperti Suara, Animasi, Video dan Film.
·         Media Realita yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun diawetkan seperti Tumbuhan.


Media Pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara umum, media mempunyai kegunaan memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (Dalam bentuk kata-kata atau lisan), mengatasi keterbatasn ruang, waktu dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama, memungkinkan anak didik belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya.
Kriteria dalam memilih media pelajaran adalah sebagai ketepatan dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi bahan pelajaran, adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa, media yang dipergunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya, sehingga media tersebut dapat dimanfaatkan siswa selama pengajaran berlangsung sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Media pembelajaran sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengajar. Siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi proses belajar yang dicapai. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran mempertinggi Proses Belajar Mengajar.
Alasan pertama berkaitan dengan manfaat media pengajaran yang antara lain pengajaran akan menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai tujuan pembelajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru saja.
Alasan kedua adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa, taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan mulai dari berfikir sederhana menuju berfikir kompleks. Melalui media pembelajaran, hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Media pembelajaran yang digunakan adalah objek dari matematika seperti benda-benda fikiran yang sifatnya abstrak. Berarti objek matematika tidak dapat ditangkap/diamati dengan panca indera. Dengan demikian tidak mengherankan jika matematika tidak mudah dipahami oleh sebagian siswa SD/MI. Benda-benda fikiran yang bersifat abstrak tersebut dapat berasal dari benda-benda nyata yang sifatnya konkret dengan melalui abstraksi dan idealisasi. Dengan demikian, hal yang abstrak tersebut dapat dikurangi keabstrakannya dengan menggunakan model-model benda konkret. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi matematika tersebut dinamakan alat peraga pembelajaran matematika.
Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model-model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga mudah dipahami.
D.   Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media termasuk alat peraga dalam proses pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut :
  • Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa dua orang yang hidup didua lingkaran yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
  • Media memungkin adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.
  • Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
  • Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realitas.
  • Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
  • Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar.
  • Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit kepada suatu yang abstrak.
Hamalik (1986) menemukan bahwa pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Levie & Lentz (Dalam Azhar Arsyad), mengemukakan terdapat empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu Fungsi Atensi, Fungsi Afektif, Fungsi Kognitif dan Fungsi Komponsatoris.
  • Fungsi Atensi, Media Visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka tidak memperhatikan.
  • Fungsi Afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (Atau Membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah sosial.
  • Fungsi Kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang menggunakan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian informasi atau kesan yang terkandung dalam gambar.
  • Fungsi Komponsatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.


E.   Media Asli Sebagai Sumber
Media memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Media mampu membantu guru dalam mengungkapkan pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pelajaran yang rumit dan kompleks. Fungsi dan peranan media pembelajaran yaitu :
  • Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
  • Memanipulasi keadaan, peristiwa atau peristiwa tertentu.
  • Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Dari beberapa fungsi diatas media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat, menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat memotivasi belajar siswa.
Media asli merupakan media paling nyata yang sangat membantu guru dalam menerapkan sesuatu kepada siswanya. Pengajaran realitas yang diselenggarakan dikelas dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Dalam mempergunakan benda-benda asli untuk tujuan pengajaran menurut Sudjana (2001), guru hendaknya memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
  • Benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dimanfaatkan dikelas secara efesien.
  • Bagaimana caranya agar semua benda itu bersesuaikan sekali terhadap pola belajar siswa.
  • Darimana sumbernya memperoleh benda-benda itu.
F.    Alat Peraga
Briggs dalam Noehi Nasution (2004) berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (Pesan Kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai alat peraga sebagai ; “Wahana Fisik Yang Mengandung Materi Pembelajaran”.
Terlepas dari ragamnya pengertian tentang alat peraga, jelaslah bahwa alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi yang jelas yaitu : Memperjelas, Memudahkan Siswa dalam memahami konsep/prinsip teori dan membuat pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa menarik, sehingga motivasi belajar siswa meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan efesien.
G.  Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya anak belajar melalui benda konkrit. Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit sebagai perantara atau media. Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga. Penggunaan alat peraga tidak hanya pembentukan konsep anak tetapi dapat pula digunakan untuk pemahaman konsep, latihan dan penguatan, pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah dan lain sebagainya.  Dengan alat peraga, siswa dapat dengan mudah untuk belajar menghitung dengan menggunakan benda konkret. Misalnya untuk menjelaskan 3 buah mangga,dapat ditunjukkan kepada siswa 3 buah gambar mangga. Jadi siswa tidak hanya membayangkan seperti apa buah mangga itu tetapi siswa dapat melihat langsung bagaimana bentuk dari buah mangga itu.
H.  Landasan Penggunaan Alat Peraga
Alasan pembelajaran di SD Menggunakan Alat Peraga yaitu :
  • Siswa pada usia anak SD belum bisa mengerti apa yang diajarkan oleh pendidik yang sifatnya abstrak. Jadi, siswa SD perlu adanya pembelajaran yang sifatnya Konkrit.
  • Menurut Teori Dari Brunner, anak akan belajar dengan baik jika melalui 3 tahap yakni :
                                                                                                               
Ø  Tahap Enaktif merupakan tahap pengalaman langsung dimana anak berhubungan dengan benda-benda nyata/sesungguhnya.
Ø  Tahap Ikonik berkaitan dengan gambar, lukisan, foto atau film.
Ø  Tahap Simbolik merupakan tahap pengalaman abstrak.
Jadi, pada tahap enaktif siswa harus menggunakan benda nyata dalam memulai belajar matematika. Benda yang dianggap konkrit dalam matematika adalah alat peraga tersebut.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menjelaskan kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dengan alat peraga matematika karena dengan bantuan alat-alat tersebut yang sesuai dengan topik yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah diphami dengan jelas.
Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara pembuktikan suatu rumus atau teorema  dan dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya.
Setelah siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dengan bantuan alat peraga maka diharapkan akan tumbuh minat belajar matematika dalam dirinya dan akan menyenangi pelajaran matematika karena sesuai dengan umurnya yang masih menyenangi permainan.
Selain itu, pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan karena mereka terlibat dengan aktif dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan batuan alat peraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.
Dengan bantuan alat peraga matematika, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan menggunakan alat peraga dalam penjelasan konsep ruang berdimensi 3, siswa akan semakin terlatih daya titik ruangnya sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.
I.      Jenis-Jenis Alat Peraga
  • Alat peraga yang dibuat para guru bermacam-macam. Kertas yang dipotong digunakan untuk membuat bangun tiga dimensi. Ada segitiga, kubus, jajaran genjang, dan bujur sangkar.
  • Potongan stereofoam lebih banyak lagi fungsinya. Ada yang digunakan untuk membuat muka jam dan jarum penunjuknya. Stereofoam yang berbentuk lembaran juga dimanfaatkan untuk membuat berbagai bentuk mainan, mainan-mainan itu digunakan untuk berhitung.
  • Sedotan juga bisa digunakan untuk membuat alat peraga. Dirangkai dengan kawat atau benang, maka sedotan bisa untuk menjelaskan sisi sebuah bangun datar. Juga bisa digunakan untuk jarum jam dan lidi hitung.
  • Tangga Garis Bilangan
Tangga garis bilangan merupakan alat peraga dan sekaligus merupakan alat permainan bagi siswa. Alat peraga ini manfaatnya adalah untuk menjelaskan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Contoh  : -3 + 5 = …….       
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
Jadi, kita berangkat dari -3 dan melompat sebanyak 5 kali ke arah kanan. Jadi hasilnya adalah 2. Begitu juga untuk pengurangan, tetapi untuk pengurangan, dia melompat ke kiri sebanyak jumlah yang ditentukan.
Contoh : -2 – 3 = ……
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
Jadi, hasilnya adalah -5.









J.     Keuntungan Dan Kerugian Dalam Penggunaan Alat Peraga

Ø  Keuntungan:
  • Pengalaman Langsung.
  • Membangkitkan Minat Siswa Untuk Menyelidiki.
  • Melatih Seni Hidup Bersama.
  • Menciptakan Kepribadian Bagi Guru Maupun Siswa.
  • Membuat Siswa Menjadi Aktif.
  • Merangsang Siswa Untuk Kreatif.
                                                                                                   
Ø  Kerugian
Menurut Ruseffendi (dalam Pijiati, 2009) penggunaan alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat, lebih menarik dan sebagainya. Adakalanya meyebabkan hal yang sebaliknya yaitu meyebabkan kegagalan peserta didik dalam belajar dan Kegagalan itu akan tampak bila :
  • Generalisasi konsep abstrak dari reprentasi hal-hal yang kongkrit tidak tercapai.
  • Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam matematika.
  • Tidak disajikan pada saat yang tepat.
  • Memboroskan waktu.
  • Diberikan pada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya
  • Tidak menarik dan mempersulit konsep yang dipelajari.









DAFTAR PUSTAKA

Manurung, Purbatua. 2011. Media Instruksional. Medan: Badan Penerbit Fakultas Tarbiyah.
Anderson, H. Ronald. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Asnawir, Prof. Dr. H. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.